CINTA DAN WAKTU
Thursday, May 12, 2011
Gambar Hiasan
Alkisah disuatu pulau kecil tinggallah benda-benda abstrak seperti cinta, kesedihan, kekayaan, kebahagiaan dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan dengan baik.
Suatu ketika datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan mula menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau berusaha menyelamatkan diri. Cinta sangat kebingungan sebab ia tidak pandai berenang dan tidak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai untuk mencari pertolongan. Sementara itu air semakin naik dan mula membasahi kaki Cinta.
Tak lama kemudian Cinta melihat kekayaan sedang mengayuh perahu. "Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku! "Teriak Cinta. "Aduh maaf Cinta, perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tidak dapat membawamu sekali nanti perahu ini karam. Lagipun tak ada ruang lagi untukmu diperahuku ini. "
Lalu Kekayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi. Cinta sedih sekali namun kemudian dilihatnya kegembiraan lalu dengan perahunya. "Kegembiraan, tolong aku!", Teriak cinta. Namun Kegembiraan terlalu bergembira menemukan perahu sehingga ia tidak mendengar teriakan Cinta.
Air makin tinggi membasahi sampai ke pinggang dan cinta pun mulai panik. Tak lama kemudian lewatlah Kecantikan. "Kecantikan, bawalah aku bersamamu", teriak Cinta. "Wah! Cinta, kamu basah dan kotor, aku tidak mahu membawamu. Nanti kamu mengotori perahuku ini ", sahut Kecantikan.
Cinta sangat sedih mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Masa itulah lalu Kesedihan. "Oh Kesedihan bawalah aku bersamamu", kata Cinta. "Maaf Cinta, aku sedang sedih, dan aku ingin sendirian saja ...", kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya. Cinta sudah mula putus asa, ia melihat air semakin naik dan pas menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah terdengar suara, "Cinta, mari segera naik perahuku". Cinta menoleh ke suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat ia naik ke perahu itu tepat sebelum air menenggelamkannya.
Di pulau terdekat orang tua itu menurunkan Cinta dan berlalu pergi. Pada saat itulah Cinta baru sedar bahawa ia sama sekali tidak mengenali orang tua yang telah menyelamatkannya. Cinta mula bertanya kepada penduduk di pulau itu, siapa sebenarnya orang tua itu. "Oh, orang tua itu tadi?, Dia adalah Waktu," kata orang-orang tersebut. "Tapi kenapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalkupun enggan untuk menolongku ", tanya Cinta hairan. "Sebab hanya waktulah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari cinta itu ...".
Suatu ketika datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan mula menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau berusaha menyelamatkan diri. Cinta sangat kebingungan sebab ia tidak pandai berenang dan tidak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai untuk mencari pertolongan. Sementara itu air semakin naik dan mula membasahi kaki Cinta.
Tak lama kemudian Cinta melihat kekayaan sedang mengayuh perahu. "Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku! "Teriak Cinta. "Aduh maaf Cinta, perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tidak dapat membawamu sekali nanti perahu ini karam. Lagipun tak ada ruang lagi untukmu diperahuku ini. "
Lalu Kekayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi. Cinta sedih sekali namun kemudian dilihatnya kegembiraan lalu dengan perahunya. "Kegembiraan, tolong aku!", Teriak cinta. Namun Kegembiraan terlalu bergembira menemukan perahu sehingga ia tidak mendengar teriakan Cinta.
Air makin tinggi membasahi sampai ke pinggang dan cinta pun mulai panik. Tak lama kemudian lewatlah Kecantikan. "Kecantikan, bawalah aku bersamamu", teriak Cinta. "Wah! Cinta, kamu basah dan kotor, aku tidak mahu membawamu. Nanti kamu mengotori perahuku ini ", sahut Kecantikan.
Cinta sangat sedih mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Masa itulah lalu Kesedihan. "Oh Kesedihan bawalah aku bersamamu", kata Cinta. "Maaf Cinta, aku sedang sedih, dan aku ingin sendirian saja ...", kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya. Cinta sudah mula putus asa, ia melihat air semakin naik dan pas menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah terdengar suara, "Cinta, mari segera naik perahuku". Cinta menoleh ke suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat ia naik ke perahu itu tepat sebelum air menenggelamkannya.
Di pulau terdekat orang tua itu menurunkan Cinta dan berlalu pergi. Pada saat itulah Cinta baru sedar bahawa ia sama sekali tidak mengenali orang tua yang telah menyelamatkannya. Cinta mula bertanya kepada penduduk di pulau itu, siapa sebenarnya orang tua itu. "Oh, orang tua itu tadi?, Dia adalah Waktu," kata orang-orang tersebut. "Tapi kenapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalkupun enggan untuk menolongku ", tanya Cinta hairan. "Sebab hanya waktulah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari cinta itu ...".
0 comments:
Post a Comment